Keterkaitan & Keterikatan (Koneksi antar Materi Modul 3.1)

 


Ilustrasi diadaptasi dari tautan ini

Perjalanan pendidikan guru penggerak ini ditandai dengan perpindahan posisi dari satu modul ke modul lainnya. Ada banyak cerita yang terukir dalam setiap modul dan ada jalinan yang sangat erat antara modul satu dengan yang lainnya. Mereka saling berhubungan dan memberikan kami pondasi yang erat dalam menjalankan peran sebagai guru yang akan mengantarkan murid menuju kemerdekaannya, “menuju manusia merdeka”.

Untuk mencapai kemerdekaan tersebut, ungkapan yang dikemukakan Bob Talbert layak mendapat perhatian. Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik. Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best. Artinya, bahwa belajar itu bukan sekedar menghafalkan teori dan materi, belajar itu tentang memahami. Belajar itu bukanlah hasil akhir, tetapi sebuah proses. Pengetahuan saja tidaklah cukup, murid juga hendaknya dibekali dengan pendidikan nilai, pendidikan karakter.

Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Pemikiran filosofos Ki Hajar Dewantara mengawali perjalanan kami dalam Pendidikan Guru Penggerak ini. Kami dikenalkan dan diajak untuk membumikan pemikiran beliau dalam pembelajaran. Salah satunya adalah Pratap Triloka. Pratap Triloka merupakan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yang sangat penting dalam konteks sekolah terutama dalam pengambilan keputusan bagi guru sebagai pemimpin pembelajaran. Terdapat tiga unsur penting dalam Patrap Triloka, yaitu: (1) Ing ngarso sung tulodo (2) Ing madya mangun karsa (3) Tut wuri handayani.

Ing ngarso sung tulodo, berarti bahwa seorang pemimpin (guru) haruslah memberikan sauri tauladan yang baik bagi orang yang dipimpinnya. Keteladanan menjadi sebuah hal yang penting karena akan berpengaruh pada tingkat kepercayaan orang-orang yang dipimpinnya.

Ing madya mangun karsa artinya guru (pemimpin) harus bisa bekerja sama dengan orang yang didiknya (murid). Guru diharapkan mampu menjadi rekan sekaligus sebagai pengganti orang tua murid, sehingga guru mampu mengetahui kebutuhan belajar murid. Coaching dan pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan untuk membumikan peran ini. Melalui coaching, guru dapat membantu murid menggali dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki sehingga murid dapat mengambil keputusan dalam setiap dilema etika yang dihadapi dengan arif dan bijaksana nantinya. Melalui pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat memenuhi kebutuhan belajar muridnya.

Tut wuri handayani yaitu memberi kesempatan kepada murid untuk maju dan berkembang. Memberikan ilmu-ilmu dan bekal-bekal yang akan menambah wawasan dan kepintaran murid, guru tidak akan rugi. Inilah fungsi seorang guru sebagai coach dan motivator, ia mampu mendorong kinerja murid untuk terus berkembang dan maju serta mampu mengambil keputusan-keputusan yang tepat untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Ketika murid sudah mengenali bakat dan potensinya melalui coaching, maka nilai-nilai yang diyakininya akan semakin tertanam kuat. Nilai-nilai inipun kemudian mempengaruhi cara dan prinsip pengambilan keputusan sebab pengambilan suatu keputusan sangat dipengaruhi oleh pribadi seseorang yang terlibat dalam sebuah keputusan yang akan dibuat. Kepribadian ini berhubungan erat dengan ideologi dan nilai yang dimiliki seseorang, lebih personal dalam memikirkan bagaimana keputusan diambil segera.

Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

            Dari keterkaitan dan keterikatan di atas, tampak bahwa coaching cukup berperan dalam pendidikan guru penggerak.  Pada proses coaching, coach (Bapak Fasilitator dan Pengajar Praktik) senantiasa melakukan tahap diskusi kepada coachee dalam hal ini guru sebagai sasaran untuk mendukung potensi yang dimiliki guru melalui interaksi dan komunikasi yang positif sehingga guru dapat menerima materi dengan baik. Coaching merupakan bentuk intervensi pengembangan potensi individu yang berfokus pada target yang spesifik, melalui percakapan dan observasi.

Khususnya pada modul 3.1 tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, coaching yang dilakukan melalui diskusi sangat membantu kami dalam menganalisis kasus-kasus yang diberikan. Walaupun pengujian efektifitas keputusan yang diambil memerlukan waktu yang lama (apalagi jika menyangkut banyak pihak), namun setidaknya keputusan yang diambil sudah berdasarkan pada nilai kebajikan universal, tanggung jawab, dan berpihak pada murid. Melalui percakapan yang ada pada sesi coaching, seseorang dapat merefleksikan kembali keputusan yang telah dibuat, apa yang terjadi dengan keputusan tersebut, apakah efektif atau tidak, dan bagaimana langkah selanjutnya atau keputusan baru yang dianggap sebagai solusi dari dilema etika yang dihadapi.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Coaching merupakan faktor eksternal yang dapat dioptimalkan dalam rangka membantu proses pengambilan keputusan yang berpihak pada murid. Selain faktor eksternal, tentunya ada faktor internal.  Faktor internal dalam hal ini adalah kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya. Seseorang yang menyadari aspek sosial emosional dalam dirinya, berarti dia ada dalam keadaan kesadaran penuh. Mindfullness. Mindfullness berkontribusi dalam menumbuhkan kecerdasan emosi dengan memahami emosi diri sendiri, emmbantu memahami emosi orang lain, dan meningkatkan kekuatan untu mengelola emosi, sehingga tak lepas kendali dalam pengambilan keputusan.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Dalam konteks pembelajaran di sekolah yang terkait dengan hubungan guru dan murid, penyelesaian kasus dilema etika atupun bujukan moral tidak ada benar dan salahnya. Semuanya tergantung pada situasi dan kondisi pada lingkungan sekolah. Tergantung pada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Dalam mengambil keputusan, kita mengenal tiga prinsip yang dapat kita ambil yaitu Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan tentunya berkaitan dengan nilai- nilai yang tertanam dalam diri kita. Prinsip yang diambil cenderung mengikuti nilai-nilai yang ada dalam diri seseorang. Misalnya, seseorang guru yang memiliki nilai empati yang tinggi, rasa kasih sayang dan kepedulian cenderung memilih prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Sedangkan seseorang guru yang memiliki nilai diri mandiri, jujur, dan komitmen yang kuat untuk taat pada peraturan cenderung memilih prinsip Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking). Seseorang guru yang tidak egois, reflektif, kolaboratif  dan memiliki jiwa sosial yang tinggi cenderung memilih prinsip Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking).

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman ?

Selain faktor eksternal dan internal tersebut di atas, ada 3 hal  yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan yaitu nilai-nilai kebajikan universal, tanggung jawab, dann kepentingan murid. Dengan memperhatikan hal tersebut diharapkan sehingga keputusan yang diambil dapat mengembangkan segala kodrat yang melekat pada murid seperti minat, bakat serta potensi yang dimilik. Nilai-nilai baik yang dianut seorang pendidik akan menghasilkan keputusan yang positif terhadap kepentingan murid dan juga pembelajaran, sekolah dan tentunya akan bermuara pada peningkatan kualitas pendidikan yang dihasilkan.

Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Di dunia ini, tentu tidak ada yang sempurna, tidak ada yang selalu berjalan mulus, termasuk dalam pengambilan keputusan. Ada beberapa kesulitan. Seringkali kesulitan itu muncul dari lingkungan kita sendiri. Dari pihak yang terlibat, perbedaan paradigma berpikir, perbedaan skala prioritas dan nilai atau budaya masyarakat yang berlaku dan masih minimnya pengalaman dalam dunia pendidikan. Semakin banyak nya seseorang tersebut mengambil keputusan maka ia akan berani dalam mengambil keputusan dan hal ini juga berkaitan dengan keahlian yang dimiliki oleh pemimpin atau skill yang ia miliki karena pengalaman yang pernah dialaminya

Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Guru adalah faktor penentu tercapainya pembelajaran yang memerdekakan. Sehingga berhasil tidaknya pendidikan mencapai tujuan tersebut selalu dihubungkan dengan kiprah para guru dalam mengambil keputusan yang terkait dengan proses pembelajaran. Baik itu model, metode, pendekatan, alat, media, dan penilaian yang digunakan hendaknya selalu berfokus pada satu tujuan merdeka belajar.   

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Setiap keputusan yang diambil guru dalam proses pembelajaran berdampak pada masa depan muridnya. Bukan hanya dampak jangka pendek, tetapi dampak jangka panjang.  Ketika guru memutuskan untu memberi hukuman fisik pada murid yang bersalah, maka kenangan buruk itu akan selalu diingat sepanjang hidupnya sebab yang paling murid ingat dan yang paling bertahan lama di ingatan mereka adalah “RASA”. Mereka akan lebih mengingat apa yang mereka rasakan dibanding apa yang dipelajari. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran, sangatlah penting untuk guru menguji efektivitas keputusan pada diri sendiri terlebih dahulu dengan mencoba untuk memposisikan diri sebagai murid.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Proses Pembelajaran akan terjadi manakala terdapat interaksi atau hubungan timbal balik antara siswa dengan lingkungannya dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hubungan timbal balik ini merupakan syarat terjadinya proses pembelajaran yang di dalamnya tidak hanya menitikberatkan pada transfer of knowledge, akan tetapi juga transfer of value. Transfer of knowledge dapat diperoleh murid dari media-media belajar, seperti buku, majalah, museum, internet, guru, dan sumber-sumber lain yang dapat menambah pengetahuan murid. Akan tetapi transfer of value hanya akan diperoleh murid melalui guru yang menanamkan sikap dan nilai suatu materi dengan melibatkan segi-segi psikologis dari guru dan siswa. Transfer of value  juga dapat dilakukan dengan sharing, coaching, penerapan budaya positif, pembelajaran sosial emosional, dan pengambilan keputusan yang berpihak pada murid. Penanaman sikap dan nilai yang melibatkan aspek-aspek psikologis inilah yang tidak dapat digantikan oleh media manapun. 

Dengan demikian guru adalah media yang mutlak adanya dalam proses pembelajaran siswa. Keterkaitan dan keterikatan antar modul dalam Pendidikan Guru Penggerak ini melengkapi kami, Calon Guru Penggerak untuk bergerak dengan hati, pulihkan pendidikan, menuju merdeka belajar. Merdekaaaa!

5 komentar:

  1. Setuju sekali, transfer of value sangat penting dalam pembelajaran. Semoga pandemi segera berakhir sehingga transfer of value ini bisa dilakukan secara langsung

    BalasHapus
  2. Keren bu Rina....memang menginspirasi

    BalasHapus
  3. Sangat menginspirasi tulisan dari Bu Rina, tetap semangat untuk menulis, bergerak dan terus bergerak

    BalasHapus
  4. Sangat menginspirasi. Tetap semangat dan terus berkarya Bu Rina.

    BalasHapus