Demonstrasi Kontekstual Modul 3.2

Tak Kenal Maka Tak Sayang

            Memasuki modul 3.2 ini, tentang Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya, saya dituntun untuk lebih mengenali sumber daya yang ada di sekolah ataupun lingkungan di sekitar sekolah yang berpotensi untuk membangun ekosistem yang dapat merangsang kreativitas warga sekolah dalam rangka mencapai keberhasilan tujuan pendidikan.

            Sumber daya atau aset yang dimiliki oleh sekolah, dapat dipetakan dalam tujuh kelompok yakni modal manusia, sosial, fisik, lingkungan, finansial, politik, agama & budaya. Ketujuh modal tersebut terdistribusi secara merata di lingkungan internal maupun eksternal sekolah.

Modal Manusia

            Sekolah kami, SMA Negeri 1 Banjarangkan berdiri pada tahun 1992. Di usianya yang tidak lagi muda, 30 tahun saat ini, SMA Negeri 1 Banjarangkan memiliki 887 orang siswa, Kepala Sekolah yang sangat berpengalaman, 4 orang Tim Manajemen (Wakasek) yang mumpuni di bidangnya, serta 52 orang guru yang semangat mengajar sesuai dengan kualifikasi pendidikan yang dimiliki. Untuk mendukung kelancaran kegiatan pembelajaran di sekolah, kami memiliki Kasubag TU Tenaga Kependidikan yang dibantu oleh 8 orang staff Tata Usaha. Demi menjada keamanan sekolah, kami didukung oleh 2 orang tenaga keamanan serta 6 orang petugas kebersihan yang berkontribusi dalam menciptakan keasrian dan keindahan sekolah kami. Untu mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran di sekolah, SMA N 1 Banjarangkan memiliki 1 orang pengawaas yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi kepada warga sekolah.

Di luar sekolah, masyarakat sekitar, masyarakat Kabupaten Klungkung yang lebih dikenal dengan Masyarakat Gema Santi (Gerakan Masyarakat Santun dan Inovatif) sangat besar kontribusinya bagi sekolah kami. Bersama masyarakat adat, sekolah kami bersimbiosis mutualisme. Desa adat meminjamkan tanah desa untuk lahan parkir, dan sekolah memberikan kesempatan kepada warga sekitar untuk berjualan di sekolah (kantin), sebagai tenaga kebersihan, tenaga keamanan, dan tenaga honor maupun kontrak sesuai dengan kualifikasi akademik yang dimiliki. Komunitas orang tua dan wali murid, wirausahawan, serta alumni dapat menjadi teman sekaligus sumber belajar bagi siswa, khususnya orang tua dapat menjadi supervisor proses pembelajaran melalui feedback yang diberikan.

Modal Sosial

SMA Negeri 1 Banjarangkan juga menjalin kerjasama dengan beberapa komunitas seperti Polsek, Koramil, BPBD, Puskesmas, KPU, Sekeha Truna Truni, dan beberapa Sanggar Seni yang selalu bergantian datang atau diundang  ke sekolah untuk mensosialisasikan program-program yang ada di komunitas tersebut. Sehingga siswa menjadi lebih tahu secara riil dunia yang ada di luar sekolah mereka.

SMA Negeri 1 Banjarangkan beralamat di Desa Tusan Kecamatan Banjarangkan Kabupaten Klungkung.  Sebagai institusi yang berada di wilayah Desa Adat tentu sekolah juga hendanya mematuhi awig-awig yang berlaku. Beberapa peraturan dalam awig-awig juga dapat diadopsi dalam proses pembelajaran dan secara tidak langsung awig-awig ini juga mempengaruhi karater siswa di sekolah. Optimalisasi modal sosial ini dalam pembelajaran dapat menguatkan profil beriman, bertakwa kepada TYME dan berakhlak mulia

Modal Fisik

Seperti sekolah-sekolah pada umumnya, SMA Negeri 1 Banjarangkan memiliki fasilitas yang cukup lengkap untuk menunjang proses pembelajaran.  Ada 19 ruang kelas, Laboratorium IPA, Komputer, dan Bahasa, Kantin, Padmasana, UKS, Ruang Guru, Koperasi, Perpustakan, WC, serta Parkir yang luas. Jaringan listrik, air bersih, sanitasi,  sumur resapan air, serta jaringan internet merupakan komponen ekosistem yang sangat berperan dalam memperlancar pembelajaran.

Lokasinya yang tidak jauh dari Pusat Kota Klungkung, Kota Semarapura, membuat sekolah kami juga merasakan fasilitas perkotaan mulai dari pasar tradisional, pasar seni, pusat pemerintahan, pusat kesehatan, Balai Budaya, Alun-alun kota, Lapangan Umum, GOR, Pelabuhan, Sentra Industri, dan fasilitas lain yang dapat dijadikan sebagai ruang kelas, media, dan sumber belajar bagi siswa kami. Kegiatan ekstrakurikuler dan olahraga juga lebih banyak dilakukan di fasilitas pendukung tersebut.

Sebagai pusat dari perjuangan rakyat Bali saat melawan penjajah, ada beberapa bangunan  bersejarah dan museum yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran sejarah ataupun  mata pelajaran lainnya.  Kerta Gosa, Monumen Klungkung, Goa Jepang, Museum Gunarsa dan Museum Semarajaya yang banyak menyimpan peninggalan sejarah.

Modal Lingkungan

Secara Geografis, SMA Negeri 1 Banjarangkan dikelilingi oleh lahan persawahan. Di sebelah utara, barat, dan timur sekolah kami berupa sawah dan ladang. Jika menjalin kerjasama dengan daerah setempat, maka lahan ini bisa digunakan sebagai media pembelajaran PKWU bagian budidaya ataupun sebagai laboratorium alami dalam pembelajaran Biologi ataupun Kimia. Klub pecinta alam juga bisa memanfaatkan dengan baik potensi ini, misalnya dengan melakukan kegiatan jelajah. Klub karya ilmiah juga bisa menjadikan lahan ini sebagai laboratorium dalam meneliti pertumbuhan ataupun perkembangan tumbuhan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

            Kabupaten Klungkung sendiri merupakan dataran pantai dengan permukaan tanah yang pada umumnya tidak rata, bergelombang, dan sebagian besar berupa bukit terjal dan kering. Mata air dan sungainya mengalir sepanjang tahun. Lingkungan ini merupakan berkah yang luar biasa bagi murid yang tergabung dalam ekstrakurikuler pramuka, fotografi, dan pecinta alam.

            Secara tidak langsung, kondisi geografis tersebut juga mencerminkan kondisi linkungan di “dalam” sekolah kami. Kami masih memiliki pepohonan yang rindang, halam yang luas, dan topografi yang bertingkat memberikan kesan alami pada sekolah kami. Kolam ikan, tanaman toga, tanaman upacara adat, serta tanaman lainnya memberikan oksigen yang berlimpah bagi kami untuk bermindfullness ditambah lagi suara kicauan burung membuat situasi belajar dan ruang pengembangan diri yang nyaman bagi warga sekolah, jauh dari kebisingan  jalan raya.  Lingkungan sekolah seperti ini memantik guru-guru untuk melakukan pembelajaran outdoor. Menjadikan lingkungan sekolah sebagai ruang elas, media, ataupun sumber belajar.

Modal Finansial

            Sekolah kami memiliki seorang tenaga kependidikan fungsional pranata keuangan yang mengelola dana BOS, APBD, dan APBN serta dana masyarakat yang dikumpulkan melalui komite sekolah yang digunakan untuk membiayai pos dana yang belum dapat dibiayai dari dana BOS.

           Dari diagram tersebut, tampak bahwa modal finansial ini sangat penting untuk menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah. Di SMA Negeri 1 Banjarangkan, pengelolaan modal finansial ini bersifat terbuka. Hal ini sangat penting untuk mempererat rasa kekeluargaan antar warga sekolah.

Modal Politik

            Sebagai bagian dari SMA Negeri 1 Banjarangkan, saya merasa sangat bersyukur karena ada orang tua/wali murid yang berprofesi sebagai kepala desa dan ada rekan sejawat yang terpilih sebagai majelis desa adat. Tentunya hal ini akan mempermudah komunikasi antar sekolah dan desa adat.

            Sekolah kmai juga kerap mengundang Camat Banjarangkan, Muspicam, Bupati, Muspida, Danramil, Dandim, Kapolsek, Kapolres dalam kegiatan perayaan ulang tahun sekolah untu tetap menjalin komuniasi yang baik antar lembaga, tak lupa, sekolah tetangga kami, saudara kami, SMP Negeri 1Banjarangkan juga kerap kami ajak berkolaborasi dalam kegiatan pembelajaran.

            Kepala Dinas Pendidikan serta staffnya, sebagai induk kami di Pemerintahan Provinsi Bali, juga kerap kami undang untuk mengisi workshop terkait dengan sosialisasi kebijakan pemerintah provinsi bali khususnya di bidang pendidikan.

Modal Agama dan Budaya

            Keberadaan sekolah kami dekat dengan Pura Kentel Gumi dam Pura Dalem Kayuputih. Siswa sering diajak untuk ”ngayah” di pura tersebut. Ini tidak lain bertujuan untu menjaga keseimbangan lahir dan bathin. Memperat hubungan kami dengan Tuhan.

            Kabupaten Klungkung pernah menjadi pusat pemerintahan raja-raja di Bali. Tak heran jika masih banyak tradisi dan budaya yang berakar kuat di masyarakat yang tentunya berpengaruh positif terhadap karakter dan keterampilan murid kami. Misalnya tradisi menenun, lukisan klasik kamasan, tarian,  gamelan, dan lain sebagainya. Keberadaanya menguatkan profil berkebhinekaan global dan kreatif pada murid.

            Demikianlah bagaimana saya semakin mengenal sumber daya yang ada di sekolah maupun di daerah, yang dapat menunjang pembelajaran. Semakin saya mengenalinya, semakin saya menyayanginya. Tak kenal maka tak sayang. Kalau sudah ada rasa sayang, tinggal bagaimana sekarang saya menunjukkannya dengan memelihara, mengelola, memberdayakan sumber daya tersebut, serta mengkolaborasikannya satu sama lain, agar menjadi lebih berdaya guna dalam rangka mewujudkan ekosistem pembelajaran yang berpihak pada murid.

 

Tujuan Pembelajaran Khusus: 

Calon Guru Penggerak dapat menerapkan pemetaan aset yang dimiliki oleh sekolahnya melalui penugasan mandiri.

    Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak (CGP)

    Setelah kita bersama-sama berproses, berlatih melihat, dan mengidentifikasi aset serta kekuatan yang dimiliki oleh daerah bersama rekan lainnya, saatnya kita melihat ke sekolah kita sendiri.  Kekuatan dan aset apa yang kita miliki dari masing-masing sumber daya yang ada.

    Gunakan pertanyaan - pertanyaan di bawah ini untuk membantu mengidentifikasi aset atau kekuatan yang dimiliki.

    • Apa yang kami kuasai?
    • Apa yang paling kami banggakan dari sekolah ini? Dari murid-murid kami?
    • Apa yang membuat kami unik?
    • Kekuatan apa yang kami miliki dan berharga untuk masyarakat/komunitas sekitar?
    • Apa yang telah sekolah lakukan dan miliki yang lebih baik dari orang lain?


    TAGIHAN 

    1. Buatlah pemetaan tujuh kelompok aset – sumber daya yang dimiliki oleh sekolah.  Hasil pemetaan bisa dalam bentuk apa pun sesuai dengan kreasi masing-masing
    2. Kirimkan file Ms.Word hasil tulisan reflektif maksimal 500 kata  dan unggah hasilnya sesuai petunjuk.

    MEDIA

    Alokasi penyerahan tagihan digital melalui platform seperti petunjuk dibawah ini.


    Petunjuk pengiriman hasil :

    1. Klik tombol 
    2. Klik tombol  atau   yang ada pada kolom File submissions
    3. Setelah muncul kolom File Picker, pilih menu  kemudian 
    4. Klik tombol  kemudian pilih file yang akan diunggah
    5. Klik tombol  untuk mengirimkan file
    6. Setelah file yang dipilih tadi muncul di kolom File submissions, klik tombol 

    Submission status

    Attempt numberThis is attempt 1.
    Submission statusNo attempt
    Grading statusNot graded
    Due dateFriday, 11 March 2022, 11:59 PM
    Time remaining5 days 4 hours
    Grading criteria
    Indikator - Kualitas isi dari hasil pemetaan tujuh aset yang dimiliki sekolah (Bobot 100%)
    Hasil pemetaan ketujuh aset sekolah tidak tergambar jelas, Alur pemikiran tidak mencerminkan pendekatan asset based thinking
    1points
    Hasil pemetaan aset yang dimiliki sekolah belum menggambarkan ketujuh aset secara jelas dan belum sepenuhnya mencerminkan pendekatan asset based thinking
    2points
    Hasil dari pemetaan aset yang dimiliki sekolah menggambarkan tujuh aset yang diminta. Keseluruhan aset yang diminta mulai berorientasi pada pendekatan asset based thinking. Secara umum alur pendekatan dapat dipahami.
    3points
    Hasil pemetaan aset yang dimiliki oleh sekolah menggambarkan tujuh aset yang diminta. Keseluruhan aset yang diminta dielaborasi dengan jelas sehingga mencerminkan pendekatan asset based thinking. Organisasi pengaturan kata serta pemikiran terlihat teratur dan sangat mudah untuk diikuti.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar