TRIMONG
Sebuah
Aksi Sederhana Tetapi Bermakna
Fisika masih menjadi momok bagi siswa. Terlalu banyak rumus,
membosankan, rumit, sulit, dan abstrak merupakan beberapa stigma yang melekat
pada Fisika. Stigma tersebut semakin melekat erat di situasi pandemi saat ini.
Siswa semakin jenuh belajar Fisika. Bahkan pada masa awal tahun pelajaran baru ini, siswa
“kompak” menggunakan foto profil seperti Gambar 1, yang menujukkan betapa jenuhnya mereka mengerjakan tugas saat belajar
daring.
Gambar 1 Foto Profil WhatsApp Siswa
Fakta tersebut menunjukan
bahwa siswa belum bahagia saat belajar.
Padahal, menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan bertujuan untu menuntun
segala kodrat yang ada pada siswa agar dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Ini berarti, sebagai seorang guru saya
belum bisa mewujudkan tujuan tersebut.
Refleksi, adalah langkah yang saya lakukan
untuk “mengenang” kembali proses pembelajaran yang dilakukan selama ini. Pembelajaran
Fisika yang saya lakukan selalu berorientasi pada keinginan saya sebagai
seorang guru. Saya ingin siswa mengerti dan paham semua materi yang dibahas,
mengumpulkan tugas tepat waktu, dan
memperoleh nilai yang bagus. Untuk itu, saya drill mereka dengan
soal-soal latihan melalui pemberian tugas yang tiada henti. Bentuk tugasnyapun
seragam. Menjawab soal yang tersemat pada google form. Sebagian besar soal dan permasalahan yang
diberikan kepada siswa adalah soal yang cenderung matematis dan tidak
kontekstual. Pelatihan Guru Penggerak ini kemudian menuntun saya untuk megeksplorasi
kembali pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam pendidikan dalam upaya menghapus
stigma yang melekat pada Fisika dan membuat siswa merasa bahagia saat belajar.
Sistem pendidikan
yang dikedepankan Ki Hajar Dewantara yakni cara Trimong (momong, among, dan
ngemong). Kata Momong dalam bahasa Jawa berarti merawat dengan penuh
ketulusan dan penuh kasih sayang serta mentransformasikan kebiasaan-kebiasaan
atau membiasakan melakukan hal-hal yang baik disertai dengan doa dan harapan.
Hasil didikan dan kasih sayangnya membuat anak menjadi anak yang baik dan
senantiasa berada pada jalan kebenaran. Among dalam bahasa Jawa berarti
memberikan contoh tentang baik buruk tanpa harus mengambil hak anak agar bisa
tumbuh dan berkembang dalam suasana bathin yang merdeka sesuai dengan dasarnya.
Ngemong dalam bahasa Jawa berarti proses untuk mengamati, merawat, dan
menjaga agar anak mampu mengembangkan dirinya, bertanggung jawab dan disiplin
berdasarkan nilai-nilai yang telah diperoleh sesuai dengan kodratnya. Trimong inilah yang akan dijadikan dasar dalam melakukan aksi nyata
terkait implementasi pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara dalam pembelajaran.
Mari beraksi!
1.2 Deskripsi
Aksi Nyata
Perencanaan merupakan
hal yang esensial dan wajib hukumnya dilakukan saat hendak beraksi. Perencanaan
yang baik, setidaknya dapat mengantisipasi atau meminimalisir
permasalahan-permasalahan yang nantinya akan muncul, sehingga pembelajaran
berjalan normal dan keberhasilan pembelajaran tercapai. Perencanaan dapat
membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis. Oleh karena itu, pada
bagian deskripsi aksi nyata kali ini, akan diawali dengan perencanaan aksi
nyata dan dilanjutkan dengan langkah implementasinya.
Trimong |
Rencana |
Implementasi |
Momong (merawat dengan mentransformasikan kebiasaan baik) |
Membiasakan siswa berdoa sebelum pembelajaran
dimulai |
Menunjuk salah seorang siswa untuk memimpin doa saat
pembelajaran daring |
|
Membiasakan siswa dengan etika berkomunikasi yang
baik |
Berusaha untuk selalu membalas chat siswa,
menggunakan bahasa yang sopan, menyarankan siswa untuk memperkenalkan
diri terlebih dahulu, dan sekaligus memotivasi siswa |
Among (memberikan contoh
tentang baik buruk tanpa harus mengambil hak anak) |
Ø Membuka
pelajaran dengan pertanyaan keseharian yang dekat dengan dunia siswa Ø Memotivasi
siswa untuk belajar dengan menyampikan keterkaitan materi dengan kahidupan
sehari-hari Ø Mengaitkan
materi ajar dengan nilai-nilai karakter Ø Mengaitkan
materi ajar dengan nilai-nilai budaya |
Ø Membuka
pelajaran dengan menanyakan hal positif apa yang telah dilakukan selama ini Ø Memaparkan
manfaat materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari Ø Identifikasi
topik-topik pada materi yang bermuatan karakter Ø Identifikasi
kondisi
sosial budaya di sekitar siswa yang terkait dengan materi. |
Ngemong (proses
untuk mengamati, merawat, dan menjaga agar siswa dapat berkembang,
bertanggung jawab dan disiplin sesuai dengan kodratnya |
Ø Menyiapkan
slide presentasi/bahan ajar yang menarik agar siswa senang dalam belajar Ø Menggunakan
analogi untuk menjelaskan sesuatu Ø Memberikan
ruang berekspresi yang seluas-luasnya kepada siswa untuk mengembangkan
potensi diri sesuai dengan kodratnya Ø Merancang
agar suasana pembelajaran seperti suasana bermain sesuai kodrat siswa yang
senang bermain Ø Melibatkan
siswa dalam proses penilaian Ø Melibatkan
siswa dalam menentukan proses pembelajaran yang diinginkan |
Ø Menggunakan
aplikasi-aplikasi interaktif dalam pembuatan slide/ bahan ajar Ø Upgrade
dan update informasi untu menambah wawasan sehingga
dapat mempermudah dalam melakukan analogi Ø Merancang
penugasan dengan beragam tagihan yang dapat memfasilitasi siswa dalam
mengembangkan potensinya Ø Mengintegrasikan
game edukatif dalam
pembelajaran Ø Menjadikan
kegiatan refleksi sebagai rutinitas |
Beraksi dengan
Trimong ini mulai diimplementasikan pada akhir bulan Agustus 2021 pada
pembelajaran Fisika kelas XII MIA (Materi Listrik Statis). Hampir sebulan menerapkan sesuatu yang ‘baru’
ini, ternyata siswa sangat antusias. Berikut hasil yang diperoleh dari aksi
nyata ini.
1.
Bertumbuhnya Keimanan dan Ketakwaan siswa
melalui pembiasaan berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran. Bahkan pada
pertemuan kedua, siswa sendiri yang berinisiatif untuk memimpin doa tanpa harus
menunggu petunjuk guru.
2.
Bertumbuhnya Akhlak Siswa yang
diindikasikan dengan adanya etika dalam komunikasi berbasis aplikasi WhatsApp.
Biasanya siswa selalu mengawali chat dengan “P” bahkan jika terlambat dibalas,
mereka mengirim “P” berkali-kali. Namun semenjak ada pembiasaan-pembiasaan
positif yang dilakukan dalam momong ini, kebisaan tersebut cenderung
berkurang bahkan hilang. Mereka mulai secara sadar untuk memperkenalkan diri
terlebih dahulu saat berkomunikasi. Bertumbuhnya akhlak siswa ini juga
difasilitasi dengan integrasi nilai-nilai karater dan budaya dalam
pembelajaran.
3.
Bertumbuhnya Semangat Gotong Royong Siswa.
Gotong
royong sangat mudah ditumbuhkan pada saat pembelajaran tatap muka, misalnya
saja dalam belajar kelompok. Namun, selama pandemi ini, menumbuhkan gotong
royong di tengah jargon “jaga jarak” tentunya merupakan tantangan tersendiri
bagi siswa. Namun walaupun demikian, melalui dunia maya, semangat gotong royong
tetap dapat ditumbuhkan melalui penggunaan teknologi yang tepat. Misalnya, pada
saat membuat video presentasi, siswa merancang materi, membagi tugas, editing
presentasi, semuanya dilakukan dengan bergotong royong dan berkolaborasi di
dunia maya.
4. Bertumbuhnya
Kebhinekaan Global pada siswa. Elemen dan kunci
kebhinekaan global salah satunya adalah mengenal dan menghargai budaya serta kearifan
lokal. Melalui integrasi nilai-nilai budaya pada pembelajaran, guru memotivasi
siswa untuk menggali kearifan-kearifan lokal yang terkait dengan materi yang
dibahas. Hasilnya, ternyata siswa masih mengenali kearifan lokal setempat.
Misalnya saat membahas fenomena petir. Ada beberapa siswa yang pernah mendengar
bahwa pada zaman dahulu, para leluhur selalu membuang benda tajam ke halaman
jika terjadi petir. Ini berarti siswa masih mengenal kearifan lokal daerah
setempat. Mereka berkembang mengikuti perkembangan zaman tanpa melupakan
budayanya. Begitupun saat membuat video pembelajaran, ada yang berdiskusi
sembari membuat canang atau menggunakan tamyang sebagai analogi
sifat-sifat kelistrikan muatan.
5. Bertumbuhnya
Kemandirian Siswa. Siswa semakin bertanggung jawab terhadap proses
dan hasil belajarnya. Semenjak diberikan penugasan dengan tagihan yang beragam,
siswa semakin sering berkomunikasi dengan guru untuk mendiskusikan perkembangan
tugas mereka. Selain itu, siswa semakin semangat mengikuti game-game edukatif
yang diberikan. Siswa juga menumbuhkan kemandiriannya dengan menentukan sendiri
bentuk soal yang diinginkan saat penilaian harian dan memberi feedback terkait
pembelajaran yang dilakukan.
6. Bertumbuhnya
Nalar Kritis Siswa yang terwujud dalam video-video
pembelajaran yang mereka buat. Ada beberapa siswa yang melakukan praktikum
sederhana di rumah untuk menjelaskan konsep yang dipelajari. Ini menunjukkan
bahwa siswa mampu untuk memperoleh dan memproses informasi serta gagasan.
7. Bertumbuhnya
Kreatifitas Siswa yang tampak dari beragamnya bentuk karya
yang dihasilkan siswa terkait dengan penugasan yang diberikan. Ada ayng
menjelaskan konsep sambil bertiktok ria, ada yang membuat dalam bentuk
podcast, ada yang menjelaskan materi dengan praktik sederhana, ada yang membuat
drama dan masih banyak lagi kreatifitas mereka. Jadi kuncinya disini adalah
memberikan kemerdekaan pada siswa untuk mengembangan potensinya.
8. Bertumbuhnya
kemandirian dan inovasi CGP. Trimong memantik guru untuk
selalu mengupgrade dan mengupdate informasi terkait materi
pembelajaran, bahan ajar, serta teknologi pembelajaran. Agar dapat melaksanakan
pembelajaran dengan baik, guru tentunya harus masuk ke dalam dunia siswa. Maka
guru harus mengikuti pula perkembangan zaman tanpa melupakan budaya dan
kearifan lokal. Dengan demikian guru akan mampu memunculkan motivasi dalam diri
untuk membuat perubahan baik untuk lingkungan sekitar ataupun dirinya sendiri.
1.4 Refleksi
Aksi Nyata
Momong,
Among, dan Ngemong yang telah dilakukan terlalu
bertumpu pada optimalisasi peran guru dan potensi siswa dalam pembelajaran
tanpa mengoptimalkan peran tripusat pendidikan yang lain yakni keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Semua proses
dilakukan dari siswa, oleh siswa, dan untuk siswa, dengan guru sebagai
fasilitator pembelajaran, tanpa mengikutsertakan pihak lain yang juga
berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran yakni keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
1.5 Rencana
Perbaikan di Masa Datang
Berdasarkan
refleksi yang dilakukan, dapat dipaparkan rencana perbaikan sebagai berikut.
1. Melibatkan
keluarga khususnya orang tua dalam proses pembelajaran. Misalnya, dengan
meminta feedback dari orang tua terait pembelajaran yang telah dilaksanakan.
2. Melibatkan
masyarakat dalam pembelajaran, misalnya mengundang alumni yang bekerja sebagai
dokter sebagai narasumber dalam pembelajaran listrik untuk menjelaskan fenomena
kelistrikan tubuh
3. Melakukan
pembelajaran lintas mapel, misalnya berkolaborasi dengan guru matematika untuk
membantu menjelaskan teori matematika yang digunakan dalam pembelajaran Fisika.
Segala bentuk informasi dan kegiatan pembelajaran difasilitasi google sites dengan alamat https://sites.google.com/guru.sma.belajar.id/fisika-xii-basma/home
Saya setuju dengan pemaparan ibu rina,, pembelajaran harus melibatkan banyak pihak,, semangat siswa tidak hnya datamg dari individu itu sendiri tp juga dari dorongan ekstrinsiknya.. semangat utk semua guru..
BalasHapusSangat luar biasa dan menginspirasi. Sangat yakin apa yang Ibu Rina terapkan akan membawa dampak positif terhadap pembelajaran, khususnya minat belajar, kreatifitas dan pengembangan potensi siswa. Semangat menginspirasi Bu.
BalasHapusSangat menginspirasi, Semoga selalu mampu menghadirkan hal-hal baik untuk saling memotivasi. Menggali keraifan lokal sangat membantu murid dalam memahami hal-hal ilmiah yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
BalasHapus