Demonstrasi Kontekstual Modul 1.4 Budaya Positif




DEMONSTRASI KONTEKSTUAL PRAKTIK PENERAPAN SEGITIGA RESTITUSI

OLEH : NI WAYAN RINA LESTARI

CGP KABUPATEN KLUNGKUNG

 

Kasus 1

Pertemuan Tatap Muka untuk mata pelajaran Fisika dimulai hari ini, Selasa, 12 Oktober 2021. Ibu Guru Rina menyampaikan rekapitulasi pengumpulan tugas selama pembelajaran daring. Ada seorang siswa yang tidak mengumpulkan semua tugas dan jarang mengikuti pembelajaran daring. Namanya Leirista Putri Dewanti atau biasa dipanggil Puput. Terhadap situasi ini, Ibu Guru Rina mencoba untuk mempraktikkan segitiga restitusi pada jam istirahat dengan dialog sebagai berikut.

Guru               : Selamat pagi Puput, bagaimana kabarnya hari ini?

Puput              : Selamat pagi Ibu Guru, baik Ibu

Validasi tindakan yang salah

Guru               : Ibu sudah melihat dan mengoreksi beberapa tugas yang dikumpulkan secara online pada minggu-minggu sebelumnya. Kebetulan hari kita PTM, maka Ibu bermaksud menanyakan tentang tugas-tugas yang telah Puput buat. Ada kesulitan ya selama ini dalam mengerjakan tugas selama pembelajaran daring? Karena Ibu lihat ini ada beberapa tugas yang kosong, jadi Puput belum mengerjakan semua tugas yang diberikan. Kenapa Pupt belum mengumpulkan semua tugas? Puput sudah tahu kan keyakinan kelas kita, sebagai siswa kita hendaknya mengerjakan tugas yang diberikan?

Siswa              : Iya Bu, saya sadar dan tahu akan keyakinan kelas tersebut. Namun saya terkendala kuota Bu, kuota saya seret. Tidak bisa untuk mengerjakan tugas. Saya juga kesulitan mengatur waktu karena pelajaran lain juga banyak tugas dan saya juga harus membantu orang tua berjualan.

Guru               : Berarti selama ini Puput tidak mengerjakan tugas karena kendala teknis ya, bukan karena tidak paham dengan materinya?

Siswa              : Dengan materinya saya lumayan paham Bu, karena saya berdiskusi dengan teman sekelas yang kebetulan tinggal dekat rumah.

Guru               : Di rumah kesibukannya apa saja Puput?

Siswa              : Saya harus membantu orang tua jualan, kalau sorenya saya mengaji Bu.

 

 

Menstabilkan Identitas

Guru               : Ibu juga dulu pernah seperti itu, saat Ibu jadi siswa Ibu sulit sekali mengatur waktu, terutama karena lebih tertarik untuk melakukan hobi dibandingkan dengan mengerjakan tugas. Banyak sekali godaannya dalam mengerjakan tugas, kalau Ibu dulu tergoda oleh novel, komik, dan lain sebagainya. Kalau remaja sekarang mungkin tergoda oleh twitter, fb, Ig, titktok, dan lain-lain. Jadi semua waktu terfokus untuk melakukan hobi. Padahal sebenarnya semuanya bisa berjalan beriringan jika kita bisa mengatur waktu dengan baik.

Menanyakan Keyakinan

Guru               : Lalu bagaimana Puput akan memperbaiki masalah ini kedepannya?

Siswa              : Saya akan mengusahakan mengerjakan tugas sesegera mungkin, alau tidak punya kuota, saya akan buat dulu di buku tugas, saat PTM, saya akan memanfaatkan wifi sekolah untuk mengumpulkannya.

Guru               :  Kalau boleh Ibu sarankan, Puput bisa membuat skala prioritas ya, agar manajemen waktu lebih mudah untuk dilakukan. Atau bisa juga dengan memberi reward pada diri sendiri jiak sudah selesai mengerjakan tugas. Supaya tambah semangat mengerjakan tugasnya. Misalnya, setelah selesai mengerjakan ini, saya akan melakukan hobi saya. Puput apa hobinya?

Siswa              : Dancing Bu

Guru               : Wah bagus sekali, jadi nanti setelah buat tugas, bisa dancing. Rasanya tentu akan lebih plong ketika kita melakukannya setelah semua tugas selesai. Baiklah Puput, selamat berproses. Semoga kedepannya Puput bisa mengumpulkan tugas tepat waktu. Terimakasih

Siswa              : Baik Bu, terimakasih motivasinya

 


 

Kasus 2

Pada pertemuan pertama PTM, Anggun Nur Aini memakai sepatu yang tidak sesuai dengan tata tertib sekolah. Sepatunya loreng dan tali sepatunya berwarna putih. Terhadap situasi tersebut, Ibu Guru Rina mencoba mempraktikkan segituga restitusi dengan dialog sebagai berikut.

Guru               : Selamat pagi Puput, bagaimana kabarnya hari ini?

Puput              : Selamat pagi Ibu Guru, baik Ibu

Validasi tindakan yang salah

Guru               :  Anggun, Ibu lihat sepatu Anggun tidak sesuai dengan tata tertib sekolah kita, apa Anggun tahu tata tertib sekolah kita tentang seragam sekolah?

Siswa              : Iya Bu, sekolah mewajibkan seluruh siswa memakai sepatu hitam dengan tali sepatu hitam

Guru               : Kenapa Anggun memakai sepatu loreng dan tali sepatunya berwarna putih?

Siswa              :  Maaf Bu, kemaren saya kehujanan, sepatu saya basah.

Menstabilkan Identitas

Guru               : Ibu juga dulu saat sebaagai siswa pernah seperti ini. Sepatu Ibu basah karena kehujanan juga, tetapi Ibu berusaha pinjam sepatu teman kost.

Menanyakan Keyakinan

Guru               : Bagaimana Anggun akan memperbaiki semua ini? Apakah Anggun bersedia untuk berubah?

Siswa              :  Iya Bu, kalau sepatu saya basah lagi, saya akan meminjam punya teman, kalau tidak bisa juga, saya akan melapor kepada bapak waka kesiswaan dan guru yang mengajar di kelas, bahwa saya tidak bisa menggunakan sepatu hitam karena sepatu saya basah.

Guru               :  Baik, selamat berproses ya, semoga besok Anggun sudah menggunakan sepatu yang sesuai dengan tata tertib sekolah. Terimakasih Anggun.

Siswa              : Sama-sama Bu, terimakasih atas motivasinya.

 

Link video praktik penerapan segitiga restitusi https://youtu.be/vaHCAwbIjwk

 

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar