Pembelajaran
berdiferensiasi adalah pembelajaran untuk semua murid di kelas yang berakar pada pemenuhan belajar murid dan
bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut.
Dalam
penerapannya saat pembelajaran di kelas, pembelajaran diferensiasi dapat diterapkan
dengan tahapan sebagai berikut.
1.
Pemetaan kebutuhan belajar murid
Ada 3
aspek yang dapat dipertimbangkan dalam pemenuhan kebutuhan belajar murid yaitu kesiapan
belajar, minat, serta profil belajar murid.
a.
Kesiapan belajar
Pemetaan kebutuhan belajar
berdasarkan kesiapan belajar ini bertujuan untuk memodifikasi tingkat kesulitan
pada bahan pembelajaran sehingga dipastikan murid terpenuhi kebutuhan
belajarnya. Aspek ini dapat ditinjau dari 6 perspektif kontinum yaitu (1)
bersifat mendasar-transformatif (2) konkret-abstrak (3) sederhana-kompleks (4)
terstruktur – open ended (5) tergantung-mandiri (6) lambat-cepat
b.
Minat
Minat adalah salah satu motivator
penting bagi murid untuk dapat terlibat aktif dalam pembelajaran. Untuk dapat menarik minat murid, guru dapat
menciptakan situasi pembelajaran yang menarik perhatian murid serta menciptaan konteks
pelajaran yang dikaitkan dengan minat murid
c.
Profil belajar
Profil belajar mengacu pada cara-cara
bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar. Dengan memetakan kebutuhan
belajar berdasarkan profil belajar ini, murid akan mendapat kesempatan unt
belajar secara natural dan efisien.
2.
Penerapan strategi pembelajaran berdiferensiasi
Terdapat 3 strategi pembelajaran
berdiferensiasi.
a.
Diferensiasi Konten
Berkaitan dengan apa yang
diajarkan pada murid.
(1) Diferensiasi
konten berdasarkan kesiapan belajar misalnya dapat dilakukan dengan menyiapkan
bahan pembelajaran yang konkret/abstrak atau yang bersifat foundational atau
transformal
(2) Diferensiasi
konten berdasarkan minat belajar misalnya dapat dilakukan dengan menyiapkan
konten berdasarkan minat murid, misalnya saat membahas gerak parabola, bisa
diberi contoh gerakan bola pada berbagai permainan, misalnya sepak bola, tenis,
bola voli, dan sebagainya sesuai dengan minat murid.
(3) Diferensiasi
konten berdasarkan profil belajar misalnya dapat dilakukan dengan memastikan
murid dapat mengakses materi ajar yang seuai dengan gaya belajarnya.
b.
Diferensiasi Proses
Pembelajaran berdiferensiasi
proses berkaitan dengan bagaimana murid memahami/memaknai informasi yang akan
dipelajari. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan terkait diferensiasi ini
yakni sebagai berikut.
(1) Kegiatan
berjenjang dimana semua siswa membangun pengetahuan yang sama tetpai dengan
cara yang berbeda
(2) Guru
menyediakan pertanyaan pemandu yang disediakan di sudut-sudut minat
(3) Guru
menyediakan agenda individual untuk murid misalnya dengan membuat daftar tugas
yang berisi tugas umum yang sama untuk seluruh kelas, serta tugas individual
yang terkait dengan kebutuhan individual murid
(4) Memvariasikan
lama waktu yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan tugas dalam ranga memberi
dukungan tambhaan bagi murid yang kesulitan atau memberi kesempatan yang lebih
bagi murid yang cepat untuk mempelajari topi secara lebih mendalam
c.
Diferensiasi Produk
Produk beraitan dengan tagihan
apa yang diharapkan dari murid. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan terkait
diferensiasi ini yakni sebagai berikut.
(1) Memberikan
tantangan yang beragam
(2) Memberikan
murid pilihan untuk mengekspresikan pemahaman mereka terhadap suatu materi
3.
Melakukan Penilaian
Dalam pembelajaran
berdiferensiasi, asessmen as a process itu sangatlah penting. Penilaian tidak
lagi didominasi sesuatu yang terjadi pada akhir pembelajaran. Penilaian diagnostik
secara rutin akan dilakukan saat unit dimulai. Di sepanjang unit pembelajaran, guru
menilai tingkat kesiapan, minat, dan pendekatan belajar yang digunakan murid
dan kemudian merancang pengalaman belajar berdasarkan pemahaman terbaru dan
terbaik
tentang kebutuhan murid.
4.
Menciptakan lingkungan belajar yang mendukung
pembelajaran berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi
hendaknya dibangun di atas learning community yaitu komunitas yang semua
anggotanya adalah pembelajar dan guru-guru akan menuntun siswanya untu
mengembangkan praktek dan sikap yang saling mendukung satu sama lain.
Pembelajaran
berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai
hasil belajar yang optimal karena
hal-hal sebagai berikut.
1.
Berakar pada kebutuhan belajar murid
Murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang
diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki
sebelumnya (kesiapan belajar). Lalu jika tugas-tugas tersebut memicu
keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), dan jika tugas itu
memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai
(profil belajar).
2.
Bersifat proaktif
Dalam kelas, guru akan selalu
berasumsi bahwa murid yang berbeda memiliki kebutuhan
yang berbeda dan secara proaktif
merencanakan pembelajaran yang menyediakan
berbagai cara untuk
mengekspresikan dan mencapai tujuan pembelajaran.
3.
Lebih bersifat kualitatif
4.
Menggunakan beberapan pendekatan konten, proses,
dan produk
Dengan membedakan ketiga elemen
ini, guru menawarkan pendekatan berbeda
terhadap apa yang dipelajari
murid, bagaimana mereka mempelajarinya, dan bagaimana
mereka menunjukkan apa yang telah
mereka pelajari.
5.
Berpusat pada murid
Pembelajaran berdiferensiasi
beroperasi pada premis bahwa pengalaman belajar paling
efektif adalah ketika
pembelajaran tersebut berhasil mengundang murid untuk terlibat,
relevan, dan menarik bagi murid
6.
Merupakan perpaduan dari pembelajaran seluruh
kelas, kelompok dan individual
Pembelajaran
berdiferensiasi ditandai oleh irama berulang dari melakukan persiapan
kelas,
mengulas kembali, dan berbagi, yang kemudian diikuti oleh kesempatan untuk eksplorasi
individu atau kelompok kecil, ekstensi, dan produksi.
7.
Bersifat "organik" dan dinamis.
Guru
selalu memantau kecocokan antara kebutuhan murid dan proses pembelajaran mereka
serta membuat penyesuaian sebagaimana diperlukan.
Pembelajaran
berdiferensiasi ini sangat berkaitan dengan materi yang dibahas pada modul
sebelumnya.
1.
Keterkaitan dengan Refleksi Pemikiran
Filosofis KHD (Modul 1.1)
Pembelajaran berdiferensiasi
merupakan implementasi dari pemiiran KHD dalam pendidikan yang menyatakan bahwa
pembelajaran adalah proses menuntun siswa sesuai dengan bakatnya. Pembelajaran berdiferensiasi
berakar pada kebutuhan belajar yakni minat dan profil belajar. Minat dan profil
belajar ini merupakan kodrat yang memang sudah dibawa dari lahir. Jadi bisa
dikatakan bahwa pembelajaran berdiferensiasi ini berbasis pada kodrat.
2.
Keterkaitan dengan Nilai dan Peran Guru
Penggerak (Modul 1.2)
Pembelajaran berdiferensiasi (PD)
mengoptimalkan peran guru penggerak khusunya sebagai pemimpin pembelajaran yang
mendorong wellbeing ekosistem pendidikan sekolah. Yang dimaksud dengan
wellbeing disini terkait dengan kondisi yang sudah berpihak pada murid. Apakah
kondisi tersebut sudah membuat murid nyaman untuk belajar? apakah sudah sesuai
dengan kebutuhan murid? Pembelajaran berdiferensiasi mampu untuk membantu
menjawab pertanyaan tersebut.
3.
Keterkaitan dengan Visi Guru Penggerak (Modul
1.3)
Pembelajaran berdiferensiasi yang
berakar pada kebutuhan belajar murid membantu guru untuk mewujudkan visi guru
penggerak untuk menjadikan sekolah sebagai rumah yang aman, nyaman dan bermakna
bagi murid. Jika disandingkan dengan paradigma inkuiri apresiatif yang berbasis
kekuatan, maka pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang berbasis
pada kekuatan individu siswa yakni kesiapan, minat, dan profil belajar.
4.
Keterkaitan dengan Budaya Positif (Modul 1.4)
Budaya positif menjadi salah satu prasyarat
keberhasilan pembelajaran berdiferesnsiasi. Sekolah dengan budaya yang positif, sekolah akan menyediakan lingkungan yang positif,
aman, dan nyaman agar sehingga murid-murid mampu berpikir, bertindak, dan
mencipta dengan merdeka, mandiri, dan bertanggung jawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar